Identitas Buku
Judul buku :
“Andy Noya : Kisah Hidupku : sebuah biografi”
Penulis :
Robert Adhi Ksp,
Nama penerbit :
Kompas Gramedia
Cetakan :
Ke 12, 2015
Tebal : xiv + 418 hlm
Kisah Hidup Andi Noya
Buku ini menceritakan tentang
masa-masa yang dilalui oleh Andy Noya dari sejak lahir hingga saat ini.
Perjuangan Andy Noya untuk menjadi wartawan profesional pun dimuat di dalam
buku ini. Bahkan, bagaimana menghadapi tantangan baru dan menantang ada di dalam
kehidupan Andy Noya.
Andy Noya lahir di Surabaya pada 6
November 1960 dengan darah blasteran Belanda-Ambon-Maluku. Masa kecil beliau
sebagian besar tinggal di Surabaya. Andy Noya pernah mengalami masa-masa suram
di usia yang sekitar 5 tahu. Andy Noya pernahdigebuk oleh sekelompok teman
seusianya, hanya karena beliau merupakan anak satu-satunya blasteran Belanda di
mana memiliki tubuh yang tinggi, berkulit putih dan berhidung mancung. Maka,
tak heran beliau sering diteriaki “ganyang ganyang lando!” oleh sekelompok teman seusia di kampungnya. Beliau hanya bisa
menangis dan merintih kesakitan yang luar biasa akibat pukulan keras oleh
sekelompok tema seusianya. Bahkan, ibunya sering menanyai kondisi tubuh Andy
yang begitu parah. Jawaban Andy Noya selalu beralasan bahwa tubuhnya ditabrak
lari oleh pengendara motor dan sebagainya. Ketika menginjak usia sekolah, Andy
Noya dimasukkan oleh ibunya ke SD GKI di Malang yang berjarak jauh dari lokasi
rumahnya. Selama masi duduk di bangku SD, Andy Noya sering pindah sekolah
lantaran dia dan keluarganya tanpa ayahnya sering pindah rumah
kontrakan.Ekonomi keluarganya sering ditopang oleh ibunya sendiri karena
ayahnya bepisah dengan ibunya dalam waktu yang begitu lama. Karena itu,
keluarga Andy Noya tanpa ayah sering hidup serba kekurangan. Tetapi, ibunya tak
pernah mengeluh demi kebahagian 3 anaknya, yakni Yoke, Gaby dan Andy.
Ketika Andy pindah sekolah ke SD
Sang Timur, dia langsung berkembang dengan pesat baik akademk maupun non
akademik di bawah bimbingan Ibu Ana. Ibu Ana merupakan orang yang pertama kali
mencium bakat menulis yang ada di dalam diri Andy Noya. Hal itu karena Andy
sering menulis puisi, karangan dan sebagainya sehingga hasilnya sangat
menggagumkan Ibu Ana.
Seperti usia remaja di mana ada masa
kenakalan remaja, Andy pun mengalami hal tersebut. Andy pernah bergabung dengan
Geng Kembaran yang dipimpin oleh trio abang yang berbadan kekar. And dan
gengnya pernah melakukan kenakalan seperti mencuri jagung yang baru matang dan
mangga dalam jumlah banyak, hasil curian dijual ke pasar dan hasil jualan
tersebut langsung masuk ke kantong trio abang yang galak. Tapi, Andy tidak
bersama dengan geng lagi setalah sekian lama karena Andy memiliki aktivitas
yang membuatnya menjauh dari kenakalan remaja, yaitu menggambar. Aktivitas Andy
itu yang membuat trio abang marah dan mengancamnya untuk kembali ke geng. Andy
enggan kembali dengan gengnya dan bersikeras untuk menyibukan diri. Karena
jawaban Andy tersebut, trio abang beserta gengnya mengancam akan menabrak
dirinya di lain waktu. Setelah beberapa hari, geng pimpinan trio abang itu
berhasil menemukan Andy dalam posisi sendiri dan langsung menghajarnya, bahkan
menabraknya dengan sepedanya. Setelah itu, geng itu meninggalkan Andy dalam
kondisi yang parah. Andy pun pulang ke rumah sambil merintih kesakitan. Ibunya
pun langsung khawatir dan mengobati dengan kasih sayang
Kakak perempuan Andy, Yoke ingin
mengajak Andy ke Jakarta untuk tinggal dan melanjutkan pendidikan. Masalah
biaya pendidikan pun ditanggung olehh kakaknya. Andy melanjutkan ke SMP dan
menjadi gegar buday. Gegar budaya lantaran Andy merasakan kerasnya etika di
sekolah barunya. Kemudian, Andy mencoba menyesuaikan diri dengan budaya yang
berbeda dengan sewaktu di Surabaya. Selama berada di Jakarta, Andy memiliki
pengalaman yang unik dan gokil. Sepulang sekolah, Andy dan teman sekelasnya
diajak oleh kakak-kakak senior untuk ikut
tawuran. Karena Andy dan teman sekelasnya terlalu asyik melihat-lihat
sekililingnya, mereka akhirnya kehilangan jejak rombongan sekolahnya di bawah kakak-kakak senior. Mereka pun
berkeliling di sekitar wilayah di mana rombongan akan tawuran dengan sekolah
lain. Ketika mereka bertemu dengan rombongan sekolah lainnya, salah satu
rombongan sekolah lainnya menanyakan asal sekolah Andy dan temannya. Yang
terjadi, Andy malah menanyakan alamat rumah Om Eki kepada lawan bicaranya.
Lawan bicaranya pun dibuat bingung oleh kelakuan Andy. Karena semakin bingung
dibuat oleh Andy, rombongan sekolah lainya akhirnya meninggalan Andy dan
temannya. Akhirnya, Andy dan temannya berhasil dari hal yang tak Andy inginkan.
Cara untuk menghindar dari rombongan sekolah lainnya ala Andy pun bisa dibilang
gokil.
Ketika memasuki sekolah tinggi, Andy
memilih melanjutkan pendidikan ke SekolahTinggi Teknik di Papua dan tinggal
berdua dengan ayahnya yang lama tak jumpa sejak kecil. Selama tinggal di Papua,
bakat menulis Andy makin tajam dengan ikut porseni lomba menulis. Tetapi, hasil
pekerja Andy yang sangat bagus membuat juri menilainya bahwa hasilnya merupakan
tulisan orang lain. Hal itu membuat Andy kecewa.
Terjun ke dunia wartawan dimulai
dari lamaran Andy ke Tempo. Berbekal bakat menulis yang tajam dan
pengalamannya, Andy mencoba melamar ke Tempo dengan mengirim hasil karangannya
ke Tempo. Akhirnya, Andy diterima kerja di Tempo. Perjuangan Andy untuk menjadi
wartawan pun mulai dari titik nol di tempat kerja Tempo. Selain Tempo, Andy
pernah kerja di MATRA, Bisnis Indonesia dan Prioritas pada waktu itu. Terakhir
kali, Andy kerja di prioritas yang akhirnya berubah menjadi Media Indonesia di
bawah naungan Surya Paloh dengan mitra bisnisnya. Andy Noya diminta menjadi
asisten pemimpin redaksi Media Indonesia oleh dengan Surya Paloh dan dia
mengajukan syarat untuk melakukan “transfer fee” kepada Surya Paloh. Selama di
Media Indonesia, Andy Noya pernah ingin mundur dari pemred sebanyak 4 kali,
tetapi tetap ditolak oleh Surya Paloh dengan alasan bahwa Andy Noya memiliki
visi dan misi yang sama dengan Surya Paloh dan juga mampu menjadikan Media
Indonesia sebagai media informasi yang sangat berpengaruh di masyarakat. Sampai
saat ini, Andy bekerja sebagai pemandu program buatannya “Kick Andy”.
Kelebihan yang ada di dalam buku ini
adalah mampu menjadikan kisah Andy Noya seola-olah kisah pembaca itu sendiri,
bahasa yang ada di dalam buku mampu mengetuk hati dan memotivasi pembaca untuk bersyukur atas
apa yang dimiliki dan haus tantangan sesuai bidang yang digeluti. Bukan haus
materi. Saya merasa sulit menemukan kekurangan yang ada di buku ini karena buku
ini memiliki kelebihan yang sangat banyak seolah mampu menutup celah
kekurangan.
Kesimpulan yang saya dapatkan dari
buku ini adalah dalam bekerja di dunia yang sedang kita geluti, hendaknya mampu
teguh pada prinsip dan pendirian yang kuat. Jangan pernah mengeluh dan menyerah
untuk meraih impian yang kita miliki. Berbagilah apa yang kita miliki kepada
yang membutuhkannya karena hal itu akan memuaskan kita secara batin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar