Selasa, 05 April 2016

Resensi Buku Biografi "Andy Noya : Kisah Hidupku"



Identitas Buku
Judul buku : “Andy Noya : Kisah Hidupku : sebuah biografi”
Penulis : Robert Adhi Ksp,
Nama penerbit : Kompas Gramedia
Cetakan : Ke 12, 2015
Tebal : xiv + 418 hlm

Kisah Hidup Andi Noya

            Buku ini menceritakan tentang masa-masa yang dilalui oleh Andy Noya dari sejak lahir hingga saat ini. Perjuangan Andy Noya untuk menjadi wartawan profesional pun dimuat di dalam buku ini. Bahkan, bagaimana menghadapi tantangan baru dan menantang ada di dalam kehidupan Andy Noya.

            Andy Noya lahir di Surabaya pada 6 November 1960 dengan darah blasteran Belanda-Ambon-Maluku. Masa kecil beliau sebagian besar tinggal di Surabaya. Andy Noya pernah mengalami masa-masa suram di usia yang sekitar 5 tahu. Andy Noya pernahdigebuk oleh sekelompok teman seusianya, hanya karena beliau merupakan anak satu-satunya blasteran Belanda di mana memiliki tubuh yang tinggi, berkulit putih dan berhidung mancung. Maka, tak heran beliau sering diteriaki “ganyang ganyang lando!” oleh sekelompok  teman seusia di kampungnya. Beliau hanya bisa menangis dan merintih kesakitan yang luar biasa akibat pukulan keras oleh sekelompok tema seusianya. Bahkan, ibunya sering menanyai kondisi tubuh Andy yang begitu parah. Jawaban Andy Noya selalu beralasan bahwa tubuhnya ditabrak lari oleh pengendara motor dan sebagainya. Ketika menginjak usia sekolah, Andy Noya dimasukkan oleh ibunya ke SD GKI di Malang yang berjarak jauh dari lokasi rumahnya. Selama masi duduk di bangku SD, Andy Noya sering pindah sekolah lantaran dia dan keluarganya tanpa ayahnya sering pindah rumah kontrakan.Ekonomi keluarganya sering ditopang oleh ibunya sendiri karena ayahnya bepisah dengan ibunya dalam waktu yang begitu lama. Karena itu, keluarga Andy Noya tanpa ayah sering hidup serba kekurangan. Tetapi, ibunya tak pernah mengeluh demi kebahagian 3 anaknya, yakni Yoke, Gaby dan Andy.
            Ketika Andy pindah sekolah ke SD Sang Timur, dia langsung berkembang dengan pesat baik akademk maupun non akademik di bawah bimbingan Ibu Ana. Ibu Ana merupakan orang yang pertama kali mencium bakat menulis yang ada di dalam diri Andy Noya. Hal itu karena Andy sering menulis puisi, karangan dan sebagainya sehingga hasilnya sangat menggagumkan Ibu Ana.
            Seperti usia remaja di mana ada masa kenakalan remaja, Andy pun mengalami hal tersebut. Andy pernah bergabung dengan Geng Kembaran yang dipimpin oleh trio abang yang berbadan kekar. And dan gengnya pernah melakukan kenakalan seperti mencuri jagung yang baru matang dan mangga dalam jumlah banyak, hasil curian dijual ke pasar dan hasil jualan tersebut langsung masuk ke kantong trio abang yang galak. Tapi, Andy tidak bersama dengan geng lagi setalah sekian lama karena Andy memiliki aktivitas yang membuatnya menjauh dari kenakalan remaja, yaitu menggambar. Aktivitas Andy itu yang membuat trio abang marah dan mengancamnya untuk kembali ke geng. Andy enggan kembali dengan gengnya dan bersikeras untuk menyibukan diri. Karena jawaban Andy tersebut, trio abang beserta gengnya mengancam akan menabrak dirinya di lain waktu. Setelah beberapa hari, geng pimpinan trio abang itu berhasil menemukan Andy dalam posisi sendiri dan langsung menghajarnya, bahkan menabraknya dengan sepedanya. Setelah itu, geng itu meninggalkan Andy dalam kondisi yang parah. Andy pun pulang ke rumah sambil merintih kesakitan. Ibunya pun langsung khawatir dan mengobati dengan kasih sayang
            Kakak perempuan Andy, Yoke ingin mengajak Andy ke Jakarta untuk tinggal dan melanjutkan pendidikan. Masalah biaya pendidikan pun ditanggung olehh kakaknya. Andy melanjutkan ke SMP dan menjadi gegar buday. Gegar budaya lantaran Andy merasakan kerasnya etika di sekolah barunya. Kemudian, Andy mencoba menyesuaikan diri dengan budaya yang berbeda dengan sewaktu di Surabaya. Selama berada di Jakarta, Andy memiliki pengalaman yang unik dan gokil. Sepulang sekolah, Andy dan teman sekelasnya diajak oleh kakak-kakak senior untuk ikut  tawuran. Karena Andy dan teman sekelasnya terlalu asyik melihat-lihat sekililingnya, mereka akhirnya kehilangan jejak rombongan sekolahnya di  bawah kakak-kakak senior. Mereka pun berkeliling di sekitar wilayah di mana rombongan akan tawuran dengan sekolah lain. Ketika mereka bertemu dengan rombongan sekolah lainnya, salah satu rombongan sekolah lainnya menanyakan asal sekolah Andy dan temannya. Yang terjadi, Andy malah menanyakan alamat rumah Om Eki kepada lawan bicaranya. Lawan bicaranya pun dibuat bingung oleh kelakuan Andy. Karena semakin bingung dibuat oleh Andy, rombongan sekolah lainya akhirnya meninggalan Andy dan temannya. Akhirnya, Andy dan temannya berhasil dari hal yang tak Andy inginkan. Cara untuk menghindar dari rombongan sekolah lainnya ala Andy pun bisa dibilang gokil.
            Ketika memasuki sekolah tinggi, Andy memilih melanjutkan pendidikan ke SekolahTinggi Teknik di Papua dan tinggal berdua dengan ayahnya yang lama tak jumpa sejak kecil. Selama tinggal di Papua, bakat menulis Andy makin tajam dengan ikut porseni lomba menulis. Tetapi, hasil pekerja Andy yang sangat bagus membuat juri menilainya bahwa hasilnya merupakan tulisan orang lain. Hal itu membuat Andy kecewa.
            Terjun ke dunia wartawan dimulai dari lamaran Andy ke Tempo. Berbekal bakat menulis yang tajam dan pengalamannya, Andy mencoba melamar ke Tempo dengan mengirim hasil karangannya ke Tempo. Akhirnya, Andy diterima kerja di Tempo. Perjuangan Andy untuk menjadi wartawan pun mulai dari titik nol di tempat kerja Tempo. Selain Tempo, Andy pernah kerja di MATRA, Bisnis Indonesia dan Prioritas pada waktu itu. Terakhir kali, Andy kerja di prioritas yang akhirnya berubah menjadi Media Indonesia di bawah naungan Surya Paloh dengan mitra bisnisnya. Andy Noya diminta menjadi asisten pemimpin redaksi Media Indonesia oleh dengan Surya Paloh dan dia mengajukan syarat untuk melakukan “transfer fee” kepada Surya Paloh. Selama di Media Indonesia, Andy Noya pernah ingin mundur dari pemred sebanyak 4 kali, tetapi tetap ditolak oleh Surya Paloh dengan alasan bahwa Andy Noya memiliki visi dan misi yang sama dengan Surya Paloh dan juga mampu menjadikan Media Indonesia sebagai media informasi yang sangat berpengaruh di masyarakat. Sampai saat ini, Andy bekerja sebagai pemandu program buatannya “Kick Andy”.
            Kelebihan yang ada di dalam buku ini adalah mampu menjadikan kisah Andy Noya seola-olah kisah pembaca itu sendiri, bahasa yang ada di dalam buku mampu mengetuk hati  dan memotivasi pembaca untuk bersyukur atas apa yang dimiliki dan haus tantangan sesuai bidang yang digeluti. Bukan haus materi. Saya merasa sulit menemukan kekurangan yang ada di buku ini karena buku ini memiliki kelebihan yang sangat banyak seolah mampu menutup celah kekurangan.
            Kesimpulan yang saya dapatkan dari buku ini adalah dalam bekerja di dunia yang sedang kita geluti, hendaknya mampu teguh pada prinsip dan pendirian yang kuat. Jangan pernah mengeluh dan menyerah untuk meraih impian yang kita miliki. Berbagilah apa yang kita miliki kepada yang membutuhkannya karena hal itu akan memuaskan kita secara batin.




           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar